Senin, 14 September 2015

Tingkatkan budaya nias.
olahraga beladiri di Indonesia sangat banyak dan beragam jenis dan aliran-aliran yang berbeda, seperti Ju-Jitsu, Karate, Dasindo dan lain sebgainya.
di pulau sebelah bagian barat Indonesia ini juga tidak ketinggalan dengan ilmu beladiri atau pencak silat. nama pulau ini adalah Pulau Nias, terdiri dari 2 kota dan 4 kabupaten. penduduknya terkenal sebagai pemburu kepala manusia sejak jaman nenek moyang mereka. mereka memiliki banyak keragaman dalam segi budaya seperti tari perang, tari (Moyo) tari burung elang, tari famadogo Omo dan lain-lain.
dibalik keunikan tersebut mereka juga menciptakan beladiri tersendiri yang dikenal dengan silat tradisional Nias. dalam beladiri ini terbagi dari berbagai jenias aliran jurus nya seperti Sitarla, 
hal-hal yang diperhatikan dalam belajar Silat Tradisional Nias.
1. Ayam jantan_saat pertama kali mendaftar kan diri di perguruan ini kita harus menyiapkan ayam jantan sebagai sesaji untuk roh leluhur guru besar yang menciptakan dan mengatur gerakan sang murid dalam bertaruh. ayam ini di potong dan diteteskan darahnya dalam lobang yang dibuat ditempat latihan. lobang itu dibuat sebagai tempat diteteskannya darah ayam setiap murid. kemudian jika kepala ayamnya itu masuk dalam lobang tersebut setelah dipotong itu pertanda bahwa murid itu kelak akan menjadi murid terbaik dan tak terkalahkan.
setelah ayamnya benar-benar sudah mati, kepala ayam tersebut disembunyikan dan diperintahakan murid tersebut untuk mencarinya sebelum waktunya mereka bubar. jika seorang murid tersebut mampu menemukan kepala ayamnya yang disembunyikan disekitar temapat latihan tesebut, maka itu pertanda bahwa kelak murid itu akan menjadi guru besar.
2. 100 perak_perak berguna sebagai pembukaan ilmu guru kepada murid. perak ini juga sama halnya dengan iuran bulanan.

Sifat dan Karakteristik Pencak Silat Tradisional Nias
sifat dari silat tradisional ini, sering merunduh kebawah, jarang menggunakan kaki dalam 10 jurus. mereka tidak terlalu menggunakan kekuatan tapi pemanfaatan tenaga lawan. mayoritas serangan yang digunakan adalah totokan. dalam silat tradisional Nias ini, mereka mempelajari seluruh urat-urat dan bagian-bagian kelemahan dari lawan. hanya dengan satu juari lawan dapat dilumpuhkan.

tapi sayang silat tradisional ini kurang terlestarikan lagi, banyak anak-anak muda yang tidak mau belajar silat ini. karena silat ini dianggap berbahaya bagi kehidupan rohani. yang mengatur seluruh gerakan saat bertaruh adalah Roh leluhur guru besar. itupun sebabnya perguruan ini tidak pernah dipertandingkan samapai sekarang karena dilihat sangat membahayakan.





Tidak ada komentar: